Jumaat, 12 Disember 2008

Aku Bagaikan Lilin...

Sedikit demi sedikit habis meleleh.Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan merekaYang pertama berkata: “Aku adalah keindahan.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik akumematikan diriku saja!”Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.Yang kedua berkata: “Aku adalah Kasih Sayang.” “Sayang akutak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku,untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:”Aku adalahCinta” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapkuberguna.”“Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yangmencintainya, membenci keluarganya. “Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilinketiga.Tanpa terduga…Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekhapa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Akutakut akan kegelapan!”Lalu ia mengangis tersedu-sedu.Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:Jangan takut,Janganlah menangis,selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapatselalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:Akulah H A R A P A N “Dengan mata bersinar, sang anak mengambil LilinHarapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilinlainnya.Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kitasemoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampumenghidupkan kembali Keindahan, Kasih Sayangdan Cinta dengan HARAPAN-Nya…(Ktpn)

0 ulasan:


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger